LEMBAGA
Pengertian Water Rescue
JurnalRelawan.my.id - Jakarta seperti yang kita ketahui bahwa pengertian dan pemahaman di dalam menyelamatkan Atau Rescue sangat di perlukan,hal ini yang harus di asah oleh sebagian relawan kemanusiaa yang bergerak di Potensi SAR atau yang paling umum adalah Tim Rescue.
Nah untuk menjadi seorang Rescuer perlu memahami beberapa teknik dan metode penyelamatan dan hal itu perlu di adakan pelatihan rutin untuk memahami hal terebut.
PENGERTIAN WATER RESCUE
Water Rescue adalah kegiatan pertolongan atau penyelamatan serta cara pemindahan korban dari perairan seperti kolam, sungai, dan laut,ke daratan.
2. PENYEBAB ORANG TENGGELAM
1– Tidak bisa berenang
2– Kram/kejang otot
3– Panik
4– Faktor kesehatan
5– Air yang terlalu dalam
6– Bunuh diri
3. SYARAT UNTUK MENJADI PENOLONG
1).Berani
2). Punya niat
3).Sehat jasmani dan rohani
4).Bisa berenang
5). Punya kemampuan untuk menolong (berpengetahuan)
6).Fisik yang sehat
7). Percaya diri
8).Keahlian
4. HAL YANG HARUS DILAKUKAN SEBELUM MENOLONG KORBAN
A) Pengamatan
· Pengamatan terhadap kondisi air
. Kenali tepi/pinggiran air
· Ketahui kedalaman air
B) Perhatikan kuatnya arus
· Jika ingin memotong atau menyeberang air jangan 90 derajat tetapi ikuti arus.
5. TEHNIK MENOLONG ORANG YANG TENGGELAM
a) Raih
Raih korban dengan tangan/alat tertentu jika korban belum terlalu jauh dengan kita. Usahakan memakai alat yang bisa terapung.
b) Lempar
Lempari korban dengan benda yang bisa terapung dan tarik korban pelan-pelan. Lalu angkat korban keluar dari air.
c) Dayung
Dekati korban dengan perahu lalu angkat korban dari dalam air ke atas perahu.
d) Renang
Dekati korban dengan berenang. Tarik korban dari belakang dan tenangkan. Bawa korban keluar dari air.
ATAU DENGAN CARA BERIKUT :
1. Reach
(Pertolongan yang dilakukan dari / pinggir kolam / dermaga dengan cara meraih korban karena posisinya di pinggir atau dengan menggunakan alat sepeti galah, kayu, dan lain-lain).
2. Throw
(Lanjutan dari metode reach dimana pertolongan dengan cara melempar alat apung dan penolong berada pada daerah aman).
3. Row
(Pertolongan yang dilakukan jika kedua langkah diatas sudah tidak dapat dilakukan, maka penolong harus mendekat kearah korban dengan menggunakan kapal kecil untuk mendekat ke korban lalu melakukan reach / throw).
4. Go / Go Sprint
(Pilihan terakhir yang harus dilakukan karena tidak tersedianya peralatan yang digunakan untuk mendekat dan posisi korban jauh atau tempat yang tidak memungkinkan untuk menggunakan perahu).
5. Tow / Carry
(Paling beresiko tinggi bagi penolong, karena harus langsung kontak dengan korban).
6 ALAT YANG DIGUNAKAN
– Galah / Bambu Panjang
– Pelampung / Life Jaket
– Rescue tube /
– Rescue bag / Tali Penyelamatan
– Tabung plastik
– Torpedo buo
– Ring buoy / Life Boy
– Spinal board
TAMBAHAN
Musibah atau keadaan darurat adalah kejadian yang selalu tidak diharapkan oleh siapapun tidak terkecuali oleh penolong (rescuer) / tim SAR.
Dibutuhkan respon atau penanganan sesegera mungkin dengan tidak melupakan factor keselamatan diri sendiri (safety self), untuk itu kemampuan dan ketrampilan dasar pertolongan air seharusnya tak hanya dimiliki oleh mereka yang bekerja sebagai tim SAR melainkan semua orang sehingga bila terjadi keadaan darurat dapat meminimalisir jumlah korban.
Teknik penyelamatan yang baik dan benar tidak hanya mempermudah penolong dalam melakukan penyelamatan namun juga dapat menjamin keselamatan si penolong itu sendiri.
Banyak kasus yang terjadi dimana keselamatan si penolong terancam karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki, tak jarang si penolong harus kehilangan nyawa karena nekat melakukan tindakan penyelamatan hanya dengan modal kemampuan renang.
Kemampuan renang merupakan modal utama dan terpenting dalam tindakan pertolongan air, namun harus diperhatikan tak selamanya pertolongan air mengharuskan si penolong berada di dalam air.
Berdasarkan prioritas penyelamatan, tindakan pertolongan yang mengharuskan si penolong harus berada di dalam air berada diurutan terakhir.
Oleh karena itu, utamakan keselamatan si penolong terlebih dahulu kemudian selamatkan orang lain (korban).
PENYEBAB SESEORANG MENJADI KORBAN TENGGELAM :
1. Tidak bisa berenang.
2. Kelelahan karena berenang.
3. Kram/kejang otot saat berenang.
4. Sebab lain.
APA YANG KITA LAKUKAN?
1. Berteriak sekuat mungkin untuk menarik perhatian orang lain.
2. Hubungi nomor telepon gawat darurat sesegera mungkin.
3. Lakukan pertolongan seaman mungkin JANGAN LAKUKAN masuk kelokasi tersebut tanpa pengaman, kecuali anda mengenal lokasi.
Bila tidak yakin dengan kemampuan diri sendiri sebaiknya carilah bantuan.”
Lebih baik kehilangan satu orang daripada kehilangan dua orang”, maksudnya ” Jangan menambah korban lebih banyak”.
4. Cari kayu, tali, ring buoy yang dapat menjangkau korban, kalau tidak bisa baru berenang menggunakan gaya bebas dengan kepala diangkat .
Penolong saat melakukan pertolongan terhadap korban harus tetap melihat kearah korban atau tempat terakhir korban agar bisa mempelajari situasi dan kondisi disekitar korban.
5. Dekati korban, berhenti berenang dengan mengambil posisi sekitar dua meter dari korban untuk memperkirakan bagaimana kondisi korban, lakukan komunikasi dengan korban, dan sebutkan identitas penolong. untuk kasus korban yang masih sadar, berikut ini adalah kutipan percakapan penolong dengan korban :
” Tenang, saya akan menolong anda, Nama saya Atif, saya anggota DER Rescue MRI Jakarta Timur. Saya akan menolong anda, tolong ikuti perintah saya dan jangan meronta”.
Apabila korban meronta dan berusaha merangkul penolong, maka penolong harus berusaha menjauhi korban, karena dalam kasus ini cukup sering ditemukan si penolong ikut tenggelam juga akibat si korban panik dan meronta ketika berusaha ditolong, baik tenggelam dalam air tawar maupun air laut.
6. Hindari kontak langsung bila korban panik dan lakukan teknik defends and release sampai si korban terlihat kelelahan, baru kemudian lakukan teknik penyelamatan. Teknik ini digunakan bila tindakan korban dapat mengancam nyawa penolong dan dikhawatirkan dapat menambah korban baru. Catatan : Saat menarik korban untuk korban yang tidak bernafas, diberi bantuan nafas mulut ke hidung sebanyak 1 kali dengan hitungan pemberian nafas dengan jeda hitungan ke – 9 hitungan (Ref : ADS International)
7. Membawa korban ke darat dan letakkan ditempat yang aman.
8. Mengecek kesadaran korban dengan cara mengoyang – goyangkan tubuh korban sambil menegur korban.
9. Selanjutnya dilakukan pertolongan dengan suatu rumusan sederhana yang mudah diingat yaitu ABC. Hal ini diartikan sebagai :
A = Airway ( Jalan nafas )
B = Breathing ( Bernafas )
C = Circulation ( Sirkulasi, Peredaran Darah yakni jantung dan pembuluh darah )
10. Selanjutnya korban dibawah ke klinik atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan yang intensif.
Untuk kasus korban yang sadar tapi mengalami kesulitan bernafas maka dilakukan langkah – langkah sebagai berikut :
Posisikan korban pada posisi pulih atau posisi istirahat
Bersihkan benda – benda yang menyumbat rongga mulut korban, contoh : gigi palsu, makanan dll
Kembalikan posisi normal, tekan dahi dan naikkan dagu ( posisi ini bertujuan untuk memperlancar jalan nafas
Bila diperlukan diberikan nafas buatan dua kali dari mulut ke mulut ( untuk menghindari penularan penyakit, contoh Hepatitis, sebaiknya menggunakan alat bantu pemberian nafas dari mulut ke mulut )
Untuk korban yang tidak sadar, mempunyai nafas yang tidak kuat atau belum bernafas, langkah – langkahnya sebagai berikut :
Pada posisi normal dengan dagu terangkat sambil mengecek nadi di leher
Jika tidak ada nadi maka dilakukan pertolongan ABC
Jika nadinya kecil maka lakukan pertolongan AB + Supportive C, gunakan Algoritma syok
Jika nadinya cukup maka lakukan pertolongan A dengan / tanpa B Untuk korban yang tidak sadar, mempunyai nafas yang tidak kuat atau belum
Teknik defends
1. Menghalangi dengan kaki (leg block)
2. Menghalangi dengan tangan (arm block)
3. Elbow lift ( mengangkat siku)
4. Duck away
Untuk korban yang mematuhi perintah, lakukan tehnik penyelamatan dengan cara :
Under arm carry
Tired swimmer carry
Wristow
Hip carry
Hip carry with pistol grip
Double chin carry
Bila korban dapat diajak berkomunikasi dan tidak panik, maka penyelamat dapat melakukan teknik pertolongan Sebagai penolong dalam melakukan pertolongan selalu dianjurkan menggunakan alat bantu, namun demikian seorang penolong harus siap untuk melakukan pertolongan dengan atau tanpa alat bantu.
Jika korban sudah tenggelam, pertolongan harus dilakukan dengan menggunakan alat pertolongan selam atau yang di sebut Teknik Under Water Rescue.
” Penyelamatan Yang Baik Dan Benar Adalah Ketika Anda Siap Dan Tau Atas Tindakan Penyelamatan Yang Akan Anda Lakukan.. “